Allah
berfirman agar kita tidak berzina dalam ayat ini. Jadi kita tidak boleh
melakukan pacaran atau mempunyai hubungan rahasia. Bagi
kalian yang belum tahu, sesungguhnya pacaran termasuk zina. Dan zina itu mempunyai tingkatan-tingkatan. Rasulullah s.a.w
bersabda:
“Setiap anak Adam
telah ditakdirkan bagian untuk berzina dan ini suatu yang pasti terjadi, tidak
bisa tidak. Zina kedua mata adalah dengan melihat. Zina kedua telinga dengan mendengar. Zina
lisan adalah dengan berbicara. Zina tangan adalah
dengan meraba (menyentuh). Zina kaki adalah dengan
melangkah. Zina hati adalah dengan menginginkan dan
berangan-angan. Lalu, kemaluanlah yang nanti akan
membenarkan atau mengingkari yang demikian.”
(H.R. Muslim, no. 6925)
Ketika kita
berpacaran, maka sudah pasti kita melakukan zina mata dengan memandang lawan
jenis, zina hati karena ingin melakukan hal yang terlarang dengan lawan jenis,
zina tangan karena menyentuh lawan jenis yang bukan mahram, zina lisan dengan
menggoda dan merayu lawan jenis, dan zina telinga dengan mendengar rayuan dan
godaan dari lawan jenis.
Jadi kenapa Allah
berfirman tentang larangan berzina pada ayat surat
Al-Furqaan di atas? Karena bagi sebagian orang, mereka
terus-menerus berpacaran dan sulit berhenti. Misalnya
ada seorang pemuda tampan. Dia berjalan-jalan di mall
dan para gadis yang melihatnya tertawa kecil. Pemuda
itu berpikir “Oh, ternyata mudah untuk merebut hati gadis-gadis itu. Tidak ada yang melihat pula.” Namun kita
harus menahan diri kita dalam situasi seperti ini. Aku
tahu ini memang sulit dilakukan, tapi kalian tetap harus menahan diri.
Atau
misalnya seorang gadis berpikir “Pemuda itu memperhatikanku. Dia pasti berpikir
aku cantik.” Dan gadis itu mulai tersenyum sendiri,
namun gadis itu haruslah menahan dirinya. Ini salah,
dia tidak bisa melakukan ini. Meskipun orangtua tidak
melihatnya, bukan berarti ini dibolehkan.”
Dan
ketika aku ke AS, aku melihat para pemuda yang sedang kuliah. Dan kuliah di musim panas di AS itu
BURUK! Disana banyak pemuda berumur 18-19 tahun yang
hormonnya masih sangat bergejolak, dan di ruang kelas banyak gadis yang
berpakaian tidak senonoh. Sangat besar kemungkinan
seorang gadis menghampiri para pemuda dan berkata “Hey, dapatkah kamu membantu
mengerjakan PR ini?” Disinilah para pemuda mendapat
ujian dari Allah. Ngomong-ngomong ini bukan hanya di
Amerika. Hampir di semua negara para pemuda zaman
sekarang mendapatkan ujian keimanan seperti ini.
Kalian
juga diuji ketika di mall, atau ketika keluar rumah dan jalan-jalan. Hal ini tak akan
mudah, terlebih lagi bagi para pemuda. Mungkin kalian punya
teman di HP dan orangtua tidak tahu tentang itu. Mungkin
saja kalian punya akun Facebook rahasia dan berteman dengan para gadis. Jika kalian mempunyainya, maka anda harus meng-unfriend semua
gadis itu. Yap, kalian harus melakukannya! Saya serius! Kalian harus meng-unfriend mereka semua.
Dan
jangan hubungi mereka lagi, jangan chatting atau SMS mereka lagi. Mereka kemungkinan besar akan berkata “Apa yang terjadi? Apakah
kamu tidak menyukaiku lagi?” Dan bahkan jangan balas
pesannya “Tidak, tidak, ini bukan karenamu, ini karena ajaran Islam.” Jangan lakukan itu. Bahkan jangan balas
pesannya. Selesai sudah, tidak ada lagi!
Para gadis, jika
kalian melakukan ini, hentikanlah! Orangtua kalian tidak
bertanggung jawab atas ini. Ketika kalian menjadi remaja dan mencapai usia pubertas, dan kalian mulai tertarik dengan lawan jenis,
dalam Islam itu artinya kalian sudah dewasa dan harus bertanggung jawab atas
diri sendiri. Orangtua tidak lagi bertanggung jawab atas
perbuatan kalian.
Jika kalian sekarang
berumur sekitar 13 tahun dan kalian meninggal hari ini, maka Allah tidak akan menganggap kalian sebagai anak kecil. Kalian akan diperlakukan sebagai orang dewasa dalam Islam. Agama ini membuat kalian menjadi dewasa pada umur sekitar itu.
Pada saat kalian sudah mempunyai “rasa” ketika melihat lawan
jenis, itu artinya kalian sudah dewasa. Dan kalian akan
diperlakukan oleh Allah seperti seorang dewasa lainnya.
Tahanlah
nafsu kalian dan berpeganglah pada standar yang lebih tinggi. Jangan pikir diri
kalian sebagai anak-anak lagi. Kalian sudah dewasa (akhil
baligh). Maka siapapun yang melakukan pacaran, dia
telah berhubungan dengan dosa besar. Bagaimana mungkin
seorang Muslim melakukan ini? Bagaimana mungkin
seorang Muslim melakukan syirik, membunuh seseorang, atau berzina? Allah
berfirman:
“...barang siapa yang
melakukan yang demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa(nya), (yakni) akan dilipat gandakan azab untuknya pada
hari kiamat dan dia akan kekal dalam azab itu, dalam keadaan terhina,” (Qs. Al-Furqaan[25]: 68-69)
Pada ayat di atas,
Allah berfirman jika seorang Muslim melakukan ketiga hal ini: syirik, membunuh,
dan berzina (hubungan terlarang), dia akan mendapat
azab dua kali lipat. Jika non-Muslim yang melakukannya, dia
juga mendapat azab tapi tidak sampai dobel. Hal ini
karena non-Muslim tersebut tidak mengetahui. Tapi kalau seorang Muslim
melakukannya, maka azabnya akan dilipatgandakan. Ini karena seorang Muslim tahu bahwa ini adalah dosa-dosa besar
namun tetap melakukannya. Dan dia akan tetap
diazab dalam keadaan terhina. Hal ini karena syirik, membunuh
orang, dan zina adalah dosa yang menghinakan. Ketiganya
merenggut kehormatan manusia.
Jadi
Allah s.w.t sangat marah pada orang-orang seperti ini. Dan mungkin ada di
antara para pembaca yang telah melakukan salah satu atau ketiga dosa ini dalam
hidup. Jangan ceritakan hal ini pada orang lain,
cukup Allah yang tahu kesalahan kalian. Mungkin ketika kalian
mendengar ini langsung berpikir “Ya Allah! Azabnya dilipatgandakan! Apakah masih ada harapan untukku?”
Kemudian setan mendatangi
orang-orang seperti itu dan tahu apa yang
dilakukannya? Setan berbisik “Kamu pada akhirnya akan masuk
neraka, kenapa tidak bersenang-senang saja sekalian? Kamu telah berada
di kereta ekspress menuju neraka, maka tinggal lanjutkan saja man! Kamu tidak bisa tertolong lagi.”
Apa yang Allah firmankan dalam ayat
selanjutnya? Allah berfirman:
“kecuali
orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; maka itu
kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah maha Pengampun
lagi Maha Penyayang.” (Qs. Al-Furqaan[25]:
70)
Pengecualiannya
adalah meskipun kalian melakukan salah satu atau KETIGA-TIGANYA, jika kalian
kembali kepada Allah dan menjadi orang beriman lagi, maka seakan-akan kalian
menjadi Muslim yang baru lagi. Keimanan kalian menjadi baru lagi. Dan dalam ayatnya, kali ini kalian harus wa'amila 'amalan shaalihan.
Kalian harus sangat serius mengerjakan amal shalih semenjak
saat itu. Bunyi ayatnya bukan hanya amilan shaalihan,
melainkan wa'amila 'amalan shaalihan. Dalam bahasa Arab, ini disebut "kata tambahan yang absolut.”
Kata ini ditambahkan pada kata kerja untuk menekankannya
melebihi kalimat lainnya. Jadi dalam ayat ini Allah
berfirman bahwa mereka yang telah bertaubat kepada Allah, mereka memperbaiki
iman mereka. Dan setelah memperbaiki iman mereka, kali
ini mereka sangat serius beramal baik. Mereka sangat
tekun dalam mengerjakan amal baik.
Jika kalian dapat
menjadi orang seperti itu, meski kalian telah melakukan suatu hal yang sangat
buruk dalam hidup, maka Allah akan mengambil semua
dosa kalian dan mengubah dosa itu jadi pahala. Dia tidak
hanya menghapuskan dosa kalian. Kita ingin agar Allah
menghapuskan dosa kita, mungkin dosa kita sebesar gunung. Dalam kasus
ini Allah tidak hanya menghapuskan gunung dosanya, malah Allah akan mengubah segunung dosa menjadi segunung pahala jika
kalian bertaubat seperti itu.
Orang
yang terjauh dari Allah adalah orang yang telah kehilangan iman. Orang yang melakukan syirik, membunuh
orang lain yang tak bersalah, atau berzina, merekalah yang terjauh dari Allah.
Dan Allah dalam ayat ini seakan-akan berfirman: “Meskipun mereka begitu jauh
dari-Ku, namun mereka kembali padaku. Aku akan melupakan
semua dosa mereka dan Aku akan mengubah semua dosa mereka menjadi pahala pada
hari kiamat.”Subhanallah. Orang-orang itu
begitu jauh dari Allah tapi tetap kembali. Itulah yang
Allah inginkan. Allah selalu Maha Pengampun.
Dan
setan mendatangi mereka seiring mereka membaca artikel ini, dan setan berkata
“Hey dengar, jika kamu melakukan dosa yang sangat besar, dan kemudian
bertaubat, kamu bisa melakukan segunung dosa dan mengubahnya menjadi segunung
pahala. Jadi
kenapa kita tidak melakukan hal yang sangat buruk kemudian bertaubat saja?
Karena itu adalah jalan termudah untuk mendapatkan
bergunung-gunung pahala.”
Dan
ada juga sebagian orang yang berpikir “Mereka sangat kacau dan ketika bertaubat
sungguh-sungguh, Allah memberikan mereka begitu banyak pahala. Tapi aku tidak
seburuk itu. Aku hanya beberapa kali mencela temanku,
aku pernah marah pada ibuku suatu ketika, aku membentak suamiku, aku mengatakan
hal jahat pada saudariku. Aku punya dosa juga tapi
tidak seburuk itu. Aku tidak pernah membunuh siapapun
dan tidak pernah berzina. Jadi apakah taubatku
tergolong bagus? Sedangkan mereka melakukan dosa yang
besar dan bertaubat, tapi taubatku hanya karena dosa-dosa kecil. Apakah taubatku juga bernilai?”
Allah berfirman dalam
ayat berikutnya:
“Dan
orang-orang yang bertaubat dan mengerjakan amal saleh, maka sesungguhnya dia
bertaubat kepada Allah dengan taubat yang sebenar-benarnya.” (Qs. Al-Furqaan[25]:
71)
Jadi
bagi siapapun yang bertaubat dan melakukan amal baik, maka itu termasuk taubat
yang baik karena berarti dia juga telah kembali kepada Allah dengan taubat yang
sangat serius. Dengan kata lain, kalian jangan berkata “Man, aku belum menjadi orang
yang sangat buruk! Jadi taubatku tidak sebagus orang yang
pernah membunuh 20 nyawa dan kemudian bertaubat.” Tidak,
tidak, tidak.
Ingatlah
satu hal tentang dosa.
Jika dosa itu kalian anggap remeh, maka dosa itu menjadi
perkara besar bagi Allah. Namun ketika dosa kalian
menjadi perkara besar bagi kalian, dosa itu kalian anggap masalah besar, maka
dosa itu adalah perkara kecil bagi Allah. Allah akan
mengampuninya dengan mudah jika kalian sangat peduli terhadap dosa kalian. Jika
kalian tidak peduli pada dosa meskipun itu dosa kecil, maka dosa itu akan menjadi sangat besar pada hari kiamat. Ini karena kalian tidak peduli. Kepedulian datang dari hati
kita dan Allah s.w.t menghakimi apa yang ada dalam
hati kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar